Wise words to my non bahasa readers: please turn on your google translation 😉
Menjadi kelompok minoritas di kantor (6 orang perempuan dari sekian puluh karyawan, tadinya malah dari seratus lebih karyawan) bisa diartikan harus menggunakan toilet unisex di kantor. Tidak ada pemisahan yang jelas antara mana toilet khusus cewek dan mana yang khusus cowok. Masalahnya cowok kan cenderung jorok dan asal kalo memakai toilet (hehe, sorry guys :-p) dan ditambah lagi dengan fakta bahwa tidak semua orang mengerti dan paham akan karma: TOILET KARMA !
I’d say that i am one of the toilet karma believers:
– LEAVE IT HOW YOU’D LIKE TO FIND IT –
Gara-gara urusan toilet karma ini saya jadi membanding-bandingkan toilet di rumah saya, di kantor dan toilet-toilet yang pernah saya singgahi dulu hehe 😀 Here comes my story 😉
*****
Travelling dengan budget terbatas (lebih tepatnya: sengaja dibatasi dengan ketat hehe), tetapi pingin banget ke Paris, mumpung sempat dan ga terlalu jauh ini, akhirnya pilihannya jatuh pada one day trip by travel bus (milot reizen), PP 32 euro saja (32 euro, kurs waktu itu sekitar Rp 11rebu).
Heheuuu kedinginan deh nunggu di halte bis Zuidplein, sepi.. Ya iyaa.. sapa juga yang mau berdiam diri di luar rumah tengah malam penghujung winter? Travel agen ini punya beberapa point penjemputan yang biasanya nebeng di halte-halte bis umum, open space gitu deh. Sengaja milih perjalanan dengan travel agen ini yang berangkatnya tengah malam ato dini hari, 00.00 CET teng ! Alasannya: 1. ngirit cost buat penginapan, tidur di bis, numpang pipis di Belgia xixixi 😀 ; 2. Timingnya, berangkat tengah malam dari Rotterdam, practically sampai di Paris sekitar jam 6 subuh, dan harus sudah berada di bis lagi sekitar jam 5-6 sore. Jadi punya waktu seharian untuk menjelajah Paris, from dawn till dusk. 3. Bisa travelling rame-rame, seseruan dan berbagi makanan di bis (padahal aslinya tidur semua xixi 🙂 )
Nah, merujuk pada alasan pertama: untuk mengirit biaya penginapan karena practically jadi ga perlu reservasi hostel (iyee, kelas mahasiswa nginep nya di hostel, not hotel) yang saya yakini bakal mahal banget dari standar youth hostel di kota-kota lain di Eropa, so practically saya dan teman-teman tidak punya tempat untuk sekedar cuci muka, sikat gigi, dan quick touch up setelah semalam berada di atas bis. Kecuali di public toilet! Maka subuh itu destinasi pertama adalah public toilet. (FYI: shalat subuh nya terpaksa tayamum di atas metro/subway).
![Musee de Louvre, difotoin Dewi](https://dearyhoesin.wordpress.com/wp-content/uploads/2013/02/dscn2414.jpg?w=529)
Musee de Louvre, difotoin Dewi
Travelmates saya cewek semua, teman-teman satu kampus dan satu apartemen. Dan di antara kami, cuma Dewi yang bisa berbahasa Prancis, hanya saja Dewi waktu itu berangkat dengan bis Eurolines, dan kami janjian bertemu di meeting point: yep! Menara Eiffel! Keren yaa meeting point nya 😉 Beruntung kami berangkat dari Zuidplein bersama dengan Ahmed (lupa namanya siapa, wong kenalan pas di halte Zuidplein itu kok, gara-gara mulai kuatir tengah malam menunggu bis di halte yang sepi, tapi yang jelas dia cowo muslim Eropa yang fasih bahasa Belanda tapi ternyata tidak bisa bahasa Prancis xixi 😀 ).
Nah lagi, karena si Ahmed ini kami pikir bisa berbahasa Prancis, maka dengan terpaksa kami daulat untuk menemukan public toilet. Dan begitu berhasil menemukan, malah bingung karena ga ada satu pun dari kami yang bisa mengartikan tulisan-tulisan yang ada di public toilet itu. “I can’t speak French” said Ahmed! Tadaaaa! Aduwh masssss massss… mbok ya ngomong tho dari Rotterdam kalo sampeyan iki ra iso boso prancis, tiwas aq wis ngarep iso cepet2 nganggo toilet! xixixix 😀 Akhirnya pencet tombol sana sini tapi si pintu toilet teteup ga bergerak sedikit pun 😦 Sudah kebelet pipis banget padahal, dingiiiinnn…
![Ahmed, assisted those girl figuring out how to open the toilette door :D](https://dearyhoesin.wordpress.com/wp-content/uploads/2013/02/dsc03070.jpg?w=529)
Ahmed, assisted those girl figuring out how to open the toilette door 😀
Orang Prancis ini memanglah seperti tak sudi sama sekali berbahasa Inggris. Sempat mencoba bertanya kepada orang yang lalu lalang soal toilet ini (dengan bahasa Inggris tentunya) tetapi cuma dijawab dengan gumaman French sambil lalu. Apess deh :-p Tak hilang akal, begitu berpapasan dengan wajah keturunan Asia, saya nekat nanya dengan bahasa Inggris lagi. Pikir saya waktu itu orang Asia selain mother tongue pasti belajar bahasa Inggris dulu sebelum bahasa-bahasa lainnya hehe. Voilaa.. si mas-mas bermuka Asia mengeluarkan satu kartu dari dompetnya sambil bilang “you have to subscribe and buy this public toilet card”. Hell no :-p Was that hoax he was telling us or truth but we finally could open the toilet door. Guess where? Haha in the Eiffel tower !! :-p and finally found out that the public toilets are normally open from 6 a.m. until 10 p.m. Thats explain! fufufufufuuu makanya udah pencet sana sini toiletnya teteup nutup hehe 😀
![This is Eiffel, taken from down bottom. Ugly? yes it is :D](https://dearyhoesin.wordpress.com/wp-content/uploads/2013/02/dsc03081.jpg?w=529)
This is Eiffel, taken from down bottom. Ugly? yes it is 😀
I was the happiest person on earth at the moment, the moment when i finally had access to the what so called Paris Public Toilet ! Canggih deh nih toilet, serba automatic and timed! So dont waste your precious time inside the toilet just to admire the interior, just go straight do your business 😀 Lumayan luas hampir sama dengan ukuran kamar mandi mungilku di rumah hehe 😀 Di dalamnya ada satu toilet duduk, satu cermin dan wastafel. Ternyata ga cuma di-timed tetapi sabun dan air nya juga automatically diatur hikss hiksss… baru mau pake foaming wash biar muka kinclong sedikit dan ga terlalu ketauan klo engga mandi nya, ehhh si air udah berhenti ngocor :-p
Untung masuk toilet berbekal satu botol air minum, dan tissue basah hehe.. Batal deh rencana awal untuk cuci muka dan sikat gigi selayaknya di rumah, jadi nya alakadarnya. Who cares anyway, toh dinginnya udara winter bikin kulit lebih putih (baca pucet) dengan semburat pink merah di pipi. Ga usah bedakan deh xixi 😀 Eh beneran loh jangan buang-buang waktu untuk hal-hal yang engga penting di dalam toiletnya. Kenapa? Karena pintunya bakal membuka otomatis begitu approximate time untuk melakukan “bisnis” di dalam toilet itu habis !! Engga mau kan pas urusan belum selesei terus tiba-tiba pintunya membuka xixi 😀
![Queing to do the busines hehe :D](https://dearyhoesin.wordpress.com/wp-content/uploads/2013/02/dsc03076.jpg?w=529)
Queing to do the busines hehe 😀
Toilet yang canggih, beda sekali dengan public toilet di Belanda. Toilet umum di Paris sini gratissss 😀 Kalau di Belanda biasanya public toiletnya kudu bayar rata-rata 30cents-50cents dan ditunggui seorang petugas. Yang 50cents (ato 70 cents ya waktu itu?) ini waktu itu nemu pas otw ke Delta Project, Neltje Jan Park, toilet punya sebuah restoran gitu, di kupon bayaran toiletnya ada semacam reward klo ngumpulin berapa kupon gitu ntar bisa dituker burger klo ga salah. Mana ada di Indonesia yang kayak begitu, pake toilet hadiahnya makanan ya hehe…
![Owh french :-p still figuring out why couldnt it open the door on the station :D](https://dearyhoesin.wordpress.com/wp-content/uploads/2013/02/dsc03075.jpg?w=529)
Owh french :-p still figuring out why couldnt it open the door on the station 😀
Tetapi memang toilet di sana pada umumnya bersih-bersih dan wangi. Di Belanda juga ada public toilet yang tidak dijaga petugas seperti di Paris itu, hanya saja tidak self-cleaning seperti toilet umum di Paris (contohnya public toilet yang di stasiun kereta Amersfoort). Nah back to Paris public toilet, selain timed and automatic soal pemakaian air dan sabun, toiletnya juga self-cleaning. Jadi setelah dipakai dan usernya keluar dari toilet, maka toilet akan otomatis menutup lalu membersihkan dirinya sendiri, biasa nya ada lampu indikator di bagian pintu yang menyatakan kalo toilet lg bebersih sendiri 🙂
Iseng-iseng jadi googling more about public toilette ini. Ternyata nama cantiknya Sanisette. Jadi ceritanya public toilet jenis ini mulai diinisiasi pada tahun 1980, oleh perusahaan yang namanya JCDecaux. Disebut self-cleaning sanisette dan sudah menjadi semacam street furniture dalam perencanaan kota Paris. Tadinya sanisette ini termasuk toilette berbayar alias ga gratisan. Sampai kemudian antara tahun 2002-2006 mulai secara bertahap digratiskan pemakaiannya. So clearly that Asian face young lad was lied to me? :-p
So, Paris… in just one day trip you gave me lotsa memories 🙂 Next, let’s see if i could write something about Paris Le Grand Mosque…
Au revoir…
source: http://untappedcities.com/paris/